Shalat
Konsep Pemaknaan Shalat Menurut Imam Al-Ghazali
Dalam Al-Qur'an, perintah shalat sering diawali dengan kata ‘aqimu’, yang biasanya diterjemahkan sebagai mendirikan. Namun, menurut mufasir Al-Qurthubi dalam tafsirnya, kata ‘aqimu’ tidak diambil dari akar kata ‘qama’ (berdiri), melainkan bermakna bersinambung dan sempurna. Dengan demikian, perintah shalat berarti melaksanakan shalat dengan baik, khusyu’, serta sesuai dengan syarat, rukun, dan sunnahnya.
Shalat memiliki kedudukan utama dalam ibadah kepada Allah. Berdasarkan beberapa hadis Rasulullah SAW, kedudukan shalat dapat dirangkum sebagai berikut:
- Shalat sebagai “Mi’rajul Mukminin” (mikrajnya orang-orang beriman).
- Shalat sebagai tiang agama: Barang siapa menegakkan shalat, berarti ia menegakkan agama; barang siapa meninggalkan shalat, berarti merusak agama.
- Shalat sebagai pembeda antara umat Islam dan orang kafir (al-farqu baina ‘abdi wal-kufri).
- Shalat sebagai amal pertama yang dihisab di hari kiamat.
- Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar.
Makna Shalat Menurut Imam Al-Ghazali
Dalam Ihya’ Ulumuddin, Imam Al-Ghazali menjelaskan enam makna tersembunyi dari shalat yang bertujuan untuk mewujudkan shalat yang khusyu’:
- Hudhur al-Qalbi: Menghadirkan hati sepenuhnya dalam shalat, mengabaikan segala hal yang tidak berkaitan dengan shalat.
- At-Tafahhum: Memahami makna bacaan dan gerakan shalat.
- At-Ta’dzim: Merasakan kebesaran Allah dan merasa diri kecil di hadapan-Nya.
- Al-Haibah: Mengagumi keagungan Allah dan merasa takut terhadap siksa-Nya.
- Ar-Raja’: Berharap agar shalat diterima dan mendapatkan pahala dari Allah.
- Al-Haya’: Merasa malu atas dosa-dosa yang dilakukan.
Shalat yang khusyu’ adalah shalat yang diterima oleh Allah SWT dan memberikan manfaat bagi pelakunya, sesuai dengan dasar Al-Qur’an dan hadis.
Sunnah dalam Shalat
Mengangkat Tangan saat Takbiratul-Ihram
- Mengangkat kedua tangan sejajar dengan daun telinga.
- Berdasarkan hadis dari Malik bin al-Huwairit:
"Apabila Rasulullah SAW bertakbir, beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan telinganya…" (HR. Muslim).
- Berdasarkan hadis dari Malik bin al-Huwairit:
- Mengangkat kedua tangan sejajar dengan bahu.
- Berdasarkan hadis:
"Sesungguhnya Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya sejajar dengan bahunya ketika membuka shalat." (HR. Bukhari dan Muslim).
- Berdasarkan hadis:
Empat Waktu Mengangkat Tangan
- Ketika Takbiratul-Ihram.
- Ketika akan ruku’.
- Ketika bangkit dari ruku’.
- Ketika bangkit dari Tasyahud Awal.
Keutamaan Shalat Sunnah Qobliyah Subuh
Lebih baik dari dunia dan isinya:
Rasulullah SAW bersabda:
"Dua rakaat sebelum fajar lebih baik dari dunia dan isinya." (HR. Muslim dan Tirmidzi).Menutup kekurangan shalat wajib:
Shalat sunnah ini dapat menyempurnakan kekurangan dalam pelaksanaan shalat wajib, seperti gerakan yang tidak sempurna atau kurangnya kekhusyukan.Mendapat balasan rumah di surga:
"Barang siapa melaksanakan shalat sunnah 12 rakaat dalam sehari, Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga." (HR. Muslim).Berada dalam lindungan Allah:
"Barang siapa yang menunaikan shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah."
Shalat dengan Khusyu’
Khusyu’ adalah keadaan ketika anggota tubuh tenang, dan hati hadir sepenuhnya dalam shalat, tanpa memikirkan hal lain. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa shalat pendek tetapi khusyu’ lebih baik daripada shalat panjang yang tanpa kekhusyukan, seperti dalam kisah Mu’adz bin Jabal.
Cara Melatih Khusyu’
- Khusyu’ membutuhkan ilmu dan latihan.
- Mengingat Allah saat shalat akan membantu menghadirkan khusyu’, sebagaimana seseorang akan mengingat hal-hal yang biasa ia pikirkan dalam hidupnya saat sakaratul maut.
Dosa Kecil dan Shalat
Shalat dapat menghapus dosa kecil, meskipun tanpa taubat, namun dosa kecil bisa menjadi besar jika:
- Meremehkan dosa tersebut.
- Melakukannya dengan senang hati.
- Menceritakan dosa kepada orang lain.
- Melakukannya secara terus-menerus.
- Dilakukan oleh orang alim yang menjadi panutan masyarakat.
Semoga penjelasan ini membantu memperjelas konsep shalat sesuai dengan pandangan Imam Al-Ghazali dan sunnah Rasulullah SAW.
Komentar
Posting Komentar